Anak-anakku yang saya cintai
Anak-anakku yang saya hargai
Pondok Pesantren ASSALAM sampai sekarang sudah berusia kurang lebih 16 tahun.
Dalam usia yang masih relatif muda atau usia puber ini, alhamdulillah Pondok Pesantren ASSALAM telah berhasil mendidik santri-santrinya yang sekarang insya Allah mendapat kedudukan/tempat beramal yang baik di tengah-tengah masyarakat, baik di pusat maupun di daerah-daerah, Alhamdulillah.
Disamping itu tidak sedikit pula hasil yang telah dicapai oleh Pondok Pesantren ASSALAM ini dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan kecil atau besar dalam bidang mental/akhlaq/karakter para santrinya.
Dengan adanya hasil didikan Pondok Pesantren ASSALAM ini, para alumninya, Alhamdulillah mereka telah mendapat penghargaan dari segenap lapisan masyarakat di seluruh pelosok tanah air, sehingga timbul di dalam hati para calon santri baru ASSALAM ingin mengikuti langkah kakak-kakaknya yang mereka pandang telah berhasil itu baik, akan tetapi JANGAN TERLALU PERCAYA kepada Pondok ASSALAM ini, sehingga mereka (calon santri baru) mengira bahwa asal masuk ke Pondok Pesantren ASSALAM pasti akan menjadi alim, akan menjadi pandai, akan menjadi cakap, saleh dan lain-lain.
Perlu anak-anakku ketahui khususnya para santi baru dan umumnya santri-santri lama bahwa, Pondok ASSALAM bukanlah tukang sihir, dan bukan pula tukang sulap yang bisa menjadikan dan memandaikan orang secara tidak sewajarnya.
Pondok Pesantren ASSALAM adalah tempat pendidikan, tempat latihan hidup dan tempat beramal, siapa malas maka dia akan tetap bodoh, dan siapa yang rajin Insya Allah ilmunya bertambah. Hal ini senantiasa dianjurkan oleh pondok ini, bahwa : MAN JADDA WAJADA (barang siapa bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil).
Sedang syarat-syarat disiplin seperti yang dulu-dulu harus diikuti dan ditepati oleh seluruh santri.
Sebaliknya, anak-anakku santri baru dan juga santri lama jangan sampai menjadi santri yang musyrik, artinya niat masuk di ASSALAM hanya setengah-setengah atau mendua hatinya.
Datang ke Pondok ASSALAM tidak dengan sepenuh hati, sehingga masih timbul dalam hatinya untuk membanding-bandingkan antara ASSALAM dengan sekolah di kota. Senantiasa para santri ini menghayal (bagaimana kalau saya pindah, bagaimana kalau saya ke Bojonegoro, ke Tuban, ke Surabaya, ke Malang, ke solo, ke Jogja..... bagaimana .....bagaimana...dan.... bagaimana...).
Akhirnya santri yang demikian ini tidak akan mendapatkan ketenangan dalam belajarnya. Kesudahnnya tepat seperti apa yang dikatakan dalam pepatah : "SIKUCAPANG-SIKUCAPING" yang dikejar tidak dapat, yang di kandung berceceran. Tidak sana, tidak sini, ARANG HABIS BESI BINASA.
Maka dari itu anak-anakku sekalian santi lama maupun santri baru, kalau di dalam hati mempunyai niat hanya setengah-setengah, bolehlah tinggalkan Pondok ASSALAM ini. Pintu ASSALAM masih tetap terbuka, siapa suka boleh ikut, siapa segan silahkan turun. Tapi siapa yang kuat kepercayaannya, ikutilah ASSALAM ini, insya Allah ASSALAM akan dapat membawa anak-anakku semua ke pulau idaman.
Akhirnya, harapan kami selaku pengasuh, ustadz dan ustadzah, mudah-mudahan anak-anakku yang kami cintai, kami hargai dan kami baggakan dapat mengikutinya dengan penuh kepercayaan. Paling tidak coba-cobalah, tetapi dengan percobaan yang sempurna pula.
Ada seorang wali santri yang menyuruh anaknya begini "Nak ! kalau tidak dapat krasan dalam waktu sebulan, cobalah dua sampai tiga bulan, dan kalau masih tidak krasan cobalah satu tahun, kalau tidak krasan satu tahun, cobalah tiga sampai empat tahun, dan kalau sampai enam tahun kok masih juga tidak krasan dan sudah tamat, bolehlah kamu pulang berjuang dirumah ditengah-tengah masyarakat. Inilah yang dinamakan percobaan yang sempurna dan lengkap.
Sekian !.
Oleh : Gus Yunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar