Sabtu, 19 Maret 2011

HIDUP UNTUK MENGATASI KESULITAN


HIDUP UNTUK MENGATASI KESULITAN
Assalam… ibu kandungku…
Assalam…. Almamaterku…
Assalam … harapan masa depanku…
Ya… Assalam, Assalam, Assalam… faukol jami’…
Ya… Assalam… Bangilan Tuban….
                   “Assalam almamateku “ sebuah lagu karangan Syeikh Al-Karim Abdul Muhaimin Tamam. Sebuah lagu yang telah tertanam dalam pada setiap sanubari kami yakni para santri beliau. Bait-baitnya telah akrab di telinga kami, sederhana memang, tapi pada hakekatnya begitu dahsyat pengaruh dan kandungan isi lagu ini, sedikit memang, tapi baitnya adalah rangkuman rangkaian system pendidikan yang berjalan pelan namun pasti di kampung damai Assalam, Assalam memang bukan sembarang pondok pesantren pada umumnya, karena apabila kita telah memutuskan untuk melangkah bersama Assalam, maka kita akan menemukan sebuah pondok yang keseluruhan dari kegiatannya mengandung pendidikan. Assalam memang suatu lembaga pendidikan yang fokus dalam bidang Bahasa Arab dan Inggris tapi dalam kenyataannya Assalam memberikan pendidikan serta pelatihan yang lebih dari sekedar pintar dan mahir berbahasa pada setiap santrinya. Kita telah melihat kenyataan bahwa alumni Assalam yang menyebar di seluruh penjuru dunia bukanlah para penerjemah kitab ataupun guru Bahasa Arab dan Inggris seluruhnya, akan tetapi mereka mempunya profesi yang beraneka ragam, karena memang Assalam tidak memberi ketentuan dan jalan bagi para santrinya untuk menjadi seorang guru saja.
                    Lantas sebenarnya apakah pendidikan penting yang diberikan Assalam kepada para sntrinya…??? Jawabannya mudah dan singkat, yaitu “HIDUP UNTUK MENGATASI KESULITAN” sehingga ketika para santri Assalam ditempatkan dimanapun dan sebagai apapun mereka akan tetap siap menghadapi kesulitan yang mungkin menghadangnya, untuk mencapai hal tersebut tentu tidak mudah oleh karena itu Assalam telah menjadikan dirinya sebagai lahan pelatihan untuk menempa dan melatih para santrinya sebagai calon intelek yang agamis seta bermental kuat. Pondok telah didesain menjadi sebuah gambaran masyarakat yang utuh dan komplek, ada pemerintahan yang tertinggi yaitu pimpinan pondok pesantren dan para asatidz, di bawahnya ada juga pemerintahan setingkat provinsi yang mempunyai pemerintah yang otonom yaitu OSPA (Organisasi Pondok Pesantren Assalam), dan ada pula para rakyat jelata yaitu para santri, mereka yang duduk dalam pemerintahan OSPApun adalah santri-santri pondok. Kegiatan penataaan, penanggung jawab serta penanganan pondok semua diserahkan kepada santri-santri tapi tentu masih dalam bimbingan serta arahan dari para asatidz, dalam masa itu setiap santri di bimbing belajar berorganisasi dan digiring dalam bidangnya masing-masing mereka yang mempunyai jiwa   seni akan di tempatkan sebagai Sie. Kesenian, mereka yang menggemari dunia olahraga akan ditempatkan sebagai Sie. Olahraga .Para santri bebas berekspresi dan mengatur jalannya suatu bidang yang diamanatkan kepada mereka, tapi tentu bukan bebas dalam arti sebebas-bebasnya, tetaplah segala sesuatu itu ada batasan-batasan tertentu. Sebelum masa ini setiap santri telah belajar menghadapi kesulitan dalam beradaptasi serta menyesuaikan pola hidup prihatin dan sedehana semasa santri di pondok. Setelah  itu mereka akan masuk fase memimpin berpedoman falsafah pondok “SEKARANG SIAP DIPIMPIN BESOK SIAP MEMIMPIMN” mereka belajar memimpi diri dan adik-adik. Setiap kesulitan yang ada di pondok merupakan batu loncatan menuju kesulitan selanjutnya, namun lambat laun tiap kesulitan yang datang silih berganti telah menjadi mudah dan ringan dijalani. Semua menjadi bekal hidup yang tak ternilai harganya, dengan itu pula mereka telah siap menjalani hidup bagaimanapun macamnya karena “HIDUP UNTUK MENGATASI KESULITAN”
                 Semua impian kita tentu dapat kita raih dengan kesungguhan dan pantang menyerah  So… REACH YOUR DREAM WITH ASSALAM ….. apapun itu yakinlah karena melangkah bersama Assalam apapun bisa kita raih.    


By : Afifah Efendi 6A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar