Rabu, 03 November 2010

Gemblengan Abah ( Tentang UN )

عند الامتحان يكرم المرء او يهان
Ujian yang nilainya adalah hasil dari pemikiran otak anak sendiri sebagai eksistensi adanya KMI yang tulen itulah yang di harapkan atau di dambakan.
ASSALAM masih mendambakan adanya ujian yang resmi yang bisa membentuk kader bangsa yang berkualitas, tapi itu tidak akan bisa terlaksana sebelum Guru-guru nya bisa mengajar dengan baik dan benar. Untuk itu kita harus mampu mendidik dan mengajar serta melatih diri menjadi guru yang professional dengan semboyan “ Mengajar lah dengan baik atau tidak sama sekali “.
Harga diri sebagai Ustadz dan Ustadzah ASSALAM adalah terletak pada system saat mereka mengajar, guru ASSALAM yang tidak menggunakan system yang Tarbawi, berarti telah menjatuhkan nilai ASSALAM. Dan itulah yang di khawatirkan. Untuk itu guru harus bisa melayani kepentingan murid dengan cara pandai dalam membuat Muqoddimah. Guru yang belum bisa membuat Muqoddimah berarti dia belum bisa melayani murid serta guru harus bisa menjadikan anak-anak cinta membaca, cinta di ajar, dan rindu di ajar. Karena pada hakikatnya mengajar adalah mendidik anak menjadi dewasa cinta membaca. Anak yang sudah dewasa kok belum cinta membaca, berarti system yang di gunakan masih salah.
Tujuan pokok sekolah adalah agar menjadikan murid keranjingan ilmu dan agar di pola otaknya. Kalau hanya di berikan ilmu saja, di sekolahan lain juga bisa. Akan tetapi jarang ada sekolah yang bisa mempola otak anak. Itulah yang membedakan ASSALAM dengan sekolah yang lainnya.
ASSALAM sudah berkembang, jadi kita sekarang tinggal mempertahankan system. Guru ASSALAM harus Metode Mainded. Untuk itu, guru harus berfikiran bahwa الطريقة أهم من المادة و الأستاذ أهم من االكتاب “ Sistem harus lebih penting dari pada materi dan guru harus lebih penting dari pada kitab “.
Guru-guru ASSALAM, memang kalau di rumah bisa menjadi orang biasa. Tapi kalau di kelas, mereka laksana ملائكة علي صورة الناس.
Pada hakekatnya Abah tidak mengajarkan kitab, tapi Abah mengajarkan anak agar bisa membaca kitab. Hal ini tidak mudah, harus menggunakan system yang handal, yang di dasari oleh keikhlasan.
KMI itu sebenarnya di atas MTs dan MA. Kalau KMI belum di atas MTs dan MA, berarti kita harus sadar bahwa kita masih salah system. Dan inilah yang patut kita sadari. Oleh karena itu, guru-guru ASSALAM, harus selalu cinta membaca. Karena ilmu mereka di tuntut oleh murid. Di pundak mereka ada tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap seribu santri itu tidak mudah. Itu adalah amanah. Jadi, guru-guru ASSALAM, harus selalu berfikir selama 24 jam.
Guru-guru ASSALAM, harus bisa mencetak murid-murid, yang siap di kirimkan ke luar negeri. Dan itulah cita-cita ASSALAM. Cita-cita yang sedemikian itu bukanlah cita-cita yang kecil akan tetapi cita-cita yang besar. Kita harus bisa membudayakan santri-santri agar selalu cinta membaca dan santri-santri yang santri-santri yang selalu bercakap-cakap dengan bahasa Arab. Untuk itu, Ustadz dan Ustadzah harus menjadi barisan terdepan dalam member contoh untuk bercakap-cakap dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Yang sedemikian itu, pada hakekatnya tetap kembali pada system mengajar yang Tarbawi yang bisa mempola otak anak. Karena sebab adanya anak-anak yang jarang menggunakan otak itu karena guru tidak mempola otak mereka saat mengajar.
ASSALAM tidak akan bisa mencapai kemajuan di bidang yang lain, sebelum bisa mempertahankan system yang Tarbawi. Dan guru-guru, janganlah menjadi penghambat program ASSALAM. Khususnya program untuk memajukan bahasa Arab dan bahasa Inggris.
Dan yang perlu di ingat bahwasanya Ustadz dan Ustadzah alumni yang belum bisa mengajar dengan Tarbawi, dan belum bisa berdisiplin, berarti menjadi penghambat program ASSALAM. Karena ASSALAM di dirikan di atas linangan air mata. Dan perjuangan yang di dasari oleh linangan air mata itu harus di lanjutkan. Kalau tidak di lanjutkan berarti berdosa

1 komentar: