Rabu, 18 Juli 2012

Renungan Napak Tilas Ke Pondok Lama

Sudah menjadi agenda rutin tahunan Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan Tuban,  dalam setiap kegiatan KI (Khutbatul Iftitah) selalu diselenggarakan acara Napak Tilas ke Pesantren lama yang berlokasi di desa Sidokumpul, yaitu di dalem keluarga Ust. Nur Ghozi, MA dan Usth. Noor Anim SW, SH. Dulu ndalem itu adalah tempat dimana Mbah Yai bertempat tinggal sekaligus lokasi lama pondok Pesantren ASSALAM. Begitu kata Ust. Nur dalam sambutannya, membuka acara Khutbatul Iftitah hari Kamis, 19 Juli 2012.

Pagi yang tidak begitu panas itu, di lokasi Pondok Pesantren ASSALAM lama dalam gempita Khutbatul Iftitah tahun 2012, santriwan-santriwati ASSALAM dengan khusu' mendengarkan kilas balik sejarah ASSALAM yang di sampaikan oleh Mbah Yai Moehaimin Tamam. Dalam mauidhohnya beliau banyak mengajak santri untuk istighfar dan ndepe-ndepe di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, agar santri-santri ASSALAM diberi maunah dan kekuatan untuk bisa meraih ridlo-NYA. Untuk bisa menuntut ilmu yang bermanfaat, terbuka mata hati dan fikirannya guna beramal di tengah masyarakat kelak.

استغفر الله العظيم ....استغفر الله العظيم
استغفر الله العظيم انّ الله غفور رحيم

Ya Allah hamba mohon ampunan
Ya Allah hamba mohon ampunan
Atas segala dosa hamba
dan dosa kedua orang tua hamba

Tidak ada yang dapat mengampunkan
Tidak ada yang dapat mengampunkan
 Selain Engkau Ya Allah
Yang Maha Pengasih dan Penyayang
..............................................................

Begitulah suasana Khutbatul Iftitah tahun 2012, bertabur istighfar, berlinang air mata syukur kepada Allah yang telah memberikan maunah dalam setiap masa perjalanan Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan yang kini usianya telah menginjak 16 tahunan. Sejak meninggalkan lokasi yang sekarang diingat sejarahnya. Biarlah sejarah yang berbicara, biarlah sejarah yang mencatat dengan tinta emasnya bahwa dulu di lokasi itu santri-santri ASSALAM, tekun belajar, sabar, ridlo dan ikhlas berguru kepada Mbah Yai, sembari bermujahadah kepada Allah, tirakat dalam keterbatasan, dalam kesulitan, dalam kesempitan.

Begitulah sejarah selalu membuktikan bahwa kebesaran tidak pernah dilahirkan dari rahim kemewahan dan kemanjaan, kebesaran hampir selalu terlahir dari rahim kesulitan dan penderitaan. Karena Allah telah meletakkan dalam firmannya : 

انّ مع العسر يسرا


Tidak ada komentar:

Posting Komentar